Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

"PAHITNYA KOPI DAN PEMBANGUNAN"

Ditengah-tengah hembusan angin yang membawa aroma madu terbaik dari hutan, seorang lelaki penikmat kopi yang setiap pagi menyaksikan realitas pahit dari kota yang seharusnya menjadi surga kebahagiaan. Meski dikenal sebagai penghasil madu terbaik, Sanana sendiri masih berjuang untuk mencapai kemajuan pembangunan yang diimpikan dan masih terjebak dalam kenyataan yang kontras.

Pandangan lelaki itu tidak hanya terpaku pada secangkir kopi yang dipegang eratnya, tetapi juga pada jalan-jalan yang masih berdebu dan bangunan yang tampak usang. Sanana, Kota yang seharusnya menjadi puncak keindahan dan kemakmuran, malah terlihat jauh dari kata bahagia.

Meskipun kekayaan alamnya melimpah, tampak gagal menggambarkan potensinya. Pembangunan yang tak kunjung maju memberikan bayangan kelam di antara hutan madu yang hijau. Lelaki itu merenung, menyadari bahwa keberlimpahan madu tidak mampu menyelamatkan kota ini dari siklus stagnasi pembangunan.

 
Setiap tegukan kopi menjadi saksi bisu ketidaksetaraan sosial dan ketidakadilan yang masih mengakar di Sanana. Di tengah percakapan antara bijak kopi dan rasa kecewa, lelaki itu berbagi kegelisahannya tentang lambatnya perubahan. "Visi dan misi untuk menjadi bahagia sepertinya hanya menjadi slogan kosong tanpa tindakan nyata," ucapnya sambil memandang jauh ke horizon kota yang tampak terabaikan.

Ketika lelaki itu menikmati sentuhan hangat dari cangkir kopi, pandangannya teralih pada wajah-wajah kusam sekitar yang tercermin ketidakpastian di masa depan. Dia berharap bahwa suatu hari nanti, aroma madu terbaik tidak hanya akan tercium dari hutan-hutan yg masih ada, tetapi juga dari tuntasnya pembangunan yang membawa kebahagiaan bagi setiap warganya.

Dalam kesunyian pagi itu, lelaki itu menjadi saksi hidup dari ketidaksepakatan antara potensi alam dan realitas kota yang masih gelap. Mungkin, di setiap tegukan kopi, terdapat harapan bahwa suatu saat nanti, Sanana akan bangkit dari keterpurukan dan benar-benar menjadi kota bahagia yang diimpikan oleh semuanya.

Wallahu a'lam bishawab.

Coretan Tanpa Batas
Coretan Tanpa Batas Kami tidak dapat menjelaskan deskripsi tentang diri kami sendiri. Jadi, biarlah isi blog ini yang mendeskripsikan semua hal tentang kami.

Posting Komentar untuk ""PAHITNYA KOPI DAN PEMBANGUNAN""